Posted by DKT OTOMOTIF on Monday, February 4, 2019
Prinsip Cara Kerja Cvt Pada Motor Matic – Kerja CVT
pada sepeda motor yang biasanya disebut dengan sepeda motor tipe skuter,
CVT ( continuous variable transmission ) sistem ini tidak lagi
menggunakan roda-roda gigi untuk melakukan pengaturan rasio transmisi
melainkan menggunakan sabuk ( V-belt ) dan pully variable untuk
memperoleh perbandingan gigi yang bervariasi, bagaimana
kelebihan,kontruksi dan cara kerja pada motor matic tersebut.
Kelebihan menggunakan sistem CVT dibandingkan dengan tranmisi yang lainnya yaitu :
- Cara
kerja CVT dapat menyesuaikan kondisi pengendara dengan putaran mesin
agar diperoleh kinerja mesin yang imbang antara output mesin dengan
penggunaan bahan bakar yang ekonomis.
- Dengan
sistem teknologi CVT ini mudah dioperasikan pengendara tidak perlu lagi
melakukan perpindahan posisi gigi percepatan, cukup dengan menghidupkan
mesin lalu naikka putaran mesin dengan memutar handel gas dan sepeda
motor akan mulai berjalan.
- Bagi
pengendara tidak perlu lagi mengatur posisi gigi percepatan yang dapat
menyulitkan bagi pengendara yang perlu dilakukan hanya mengatur putaran
mesin agar output mesin sesuai dengan kebutuhan.
- Untuk
menghentikan saat laju kendaraan cukup dengan menurunkan putaran mesin
dan bila diperlukan mengoperasikan handel rem agar kendaraan berhenti
tidak perlu memindahkan tuas tranmisi atau menurunkan posisi gigi pada
kecepatan rendah.
- Bagaimana perpindahan rasio tranmisi yang terjadi secara otomatis dan terus menerus seiring dengan saat kondisi pengendaranya.
- Mengurangi kemungkinan terjadinya salah over gigi terutama bagi pengendara yang belum bisa atau belum berpengalaman.
- Pada
motor yang menggunakan sistem CVT memberikan kenyamanan bagi pengendara
karena saat proses perpindahan rasio tranmisi yang berlangsung secara
terus menerus dapat mengurangi efek terjadinya hentakan pada saat tenaga
mesin.

Konstruksi dasar sistem CVT yang berbasisi pully pariable yang bekerja secara mekanis terdiri dari beberapa komponen yaitu :
- Sabuk ( v-belt ) dari bahan karet
- Pulley primer ( drive pulley )
- Pulley skunder ( driven pulley )
Kontruksi
CVT yang terdiri atas 2 buah pulley pariable yang diposisikan pada
jarak yang tertentu dan keduanya yang dihubungkan dengan sabuk ( v-belt
), masing-masing pulley terdiri atas dua bagian yang berbentuk kerucut
yang belakangnya dilekatkan satu samalinnya, pulley yang biasnya
digunakan adalah pulley pariable. Yang dimana salah satu bagian pulley
dapat bergeser mendekati ataupun menjauhi bagian pulley yang lainnya.
Hal
tersebut disebabkan pada komponen pulley yang terdapat mekanisme
centrifugal dengan pegas yang berbalik yang diamana dapat mengatur
pergeseran masing-masing bagian pulley secara kontinu berdasarkan tinggi rendahnya putaran mesin.
Sabuk yang berbentuk V yang terbuat dari
bahan karet yang dipasang ditengah pulley yang menghubungkan kedua
pulley yang sisi sabuk bagian dalamnya yang bergigi dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan kontak ( grip ) sabuk terhadap pulley.
Pulley
primer yang dihubungkan langsung dengan mesin sepeda motor dan driven
pulley sekunder yang dihubungkan dengan roda belakang yang melalui
perantara mekanisme penggerak berupa kopling centrifugal dan roda gigi
reduksi, sabuk yang digunakan untuk menghubungkan tenaga putar dari
drive pulley ke driven pulley.
Bagaimana cara kerja CVT yaitu sebagai berikut :
Tenaga
kerja mesin diteruskan oleh drive pulley >>>> V belt
>>>> driven pulley >>>> unit kopling centrifugal
>>>> roda belakang
Saat putaran mesin rendah atau langsam
Saat
putaran langsam atau stasioner gaya centrifugal yang terjadi saat
sepatu bergesek dari unit kopling centrifugal belum mampu mengalahkan
tegangan pegas centrifugal, sepatu gesek tidak mampu memutarkan rumah
kopling sehingga kopling centrifugal belum bekerja, tenaga putaran mesin
yang sudah diteruskan oleh tranmisi diam pada unit kopling centrifugal
sehingga sampai keroda dan sepeda motor tidak berjalan.
Saat putaran mesin meninggi atau saat berjalan
Pada
saat putara mesin ditambah kurang lebih 3000 rpm, gaya centrifugal yang
terjadi pada sepatu bergesek sudah cukup besar. Sepatu kopling akan
terlempar keluar dan menempel dengan rumah kopling, pada saat seperti
ini kopling centrifugal mulai meneruskan tenaga putaran mesin keroda
belakang sehingga sepeda motor mulai berjalan.
Sedangkan
gaya centrifugal yang telah diterima roller pemberat pada pulley belum
cukup untuk mengalahkan tegangan pegas pada driven pulley. Saat seperti
ini menyebabkan driven pulley menyempit yang menghasilkan diameter yang
besar, karena panjang sabuk tetap maka drive pulley akan menyesuaikan
untuk berada pada posisi melebar, ( diameter kecil ) rasio tranmisi
besar sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang ringan dan torsi
yang besar.
Saat mesin diputaran menengah
Saat
putaran mesin menaik hingga kecepatan menengah gaya centrifugal yang
diterima roller pemberat pada drive pulley cukup besar sehingga roller
terlempar keluar menekan pulley geser pada bagian drive pulley untuk
bergerak kearah yang menyempit dan mendorong sabuk kebagian diameter
drive pulley yang lebih besar, panjang sabuk tetap sehingga sabuk pada
bagian driven pulley ke posisi yang lebih ( diameter mengecil ) keadaan
ini pastinya membuat rasio tranmisi mengecil sehingga laju saat
kecepatan sepeda motor bertambah.
Saat putaran mesin saat kecepatan meninggi
Saat
mesin putaran meninggi maka gaya centrifugal yang diterima roller pada
drive pulley semakin kuat sehingga roller terlempar kesisi terluar,
semakin kuat menekan pulley pada bagian drive pulley untuk bergerak
kearah menyempit dan mendorong sabuk kebagian diameter drive pulley yang
paling besar. Saat tarikan sabuk pada bagian driven pulley akan semakin
besar menekan pegas driven pulley untuk menggeser drive pulley keposisi
yang paling lebar ( diameter terkecil ) keadaan ini membuat rasio
tranmisi semakin kecil sehingga laju kecepatan sepeda motor semakin
tinggi.
Saat motor membawa beban yang berat atau saat jalan menanjak
Saat
kondisi motor membawa beban yang berat berakselarasi dengan cepat atau
berjalan menanjak yang dibutuhkan torsi yang besar agar motor dapat
terus dengan melaju, kondis yang seperti ini ditemui pada kondisi ini
adalah motor sedang melaju dengan kecepatan yang rendah padahal saat ini
dibutuhkan torsi yang besar. Biasanya pengendara berusaha meningkatkan
torsi yang dihasilkan mesin dengan cara membuka katup lebar-lebar agar
putaran mesin naik dan menghasilkan torsi yang besar.
Pada
CVT yang bekerja secara otomatis berdasarkan pengaturan putaran mesin,
hala ini pastinya akan menjadi kendala secara normal saat putaran mesin
dinaikkan maka rasio tranmisi akan menurun sehingga hal ini justru akan
merepotkan karena torsi yang dihasilkan justru berkurang. Karena itu
untuk mengatasi kesulitan tersebut CVT dilengkapi dengan suatu perangkat
yang biasa disebut sebagai kickdown mechanisme . konstruksi dari
kickdown mechanism yang terletak pada bagian driven pulley terdiri atas
alur yang dibuat pada pulley geser da nok / torque cam yang ditanamkan
pada pulley tetap.
Saat roda belakang
memperoleh tahanan jalan yang besar diakibatkan karena sepeda motor
sedang membawa beban berat, berakselarasi sangat cepat atau saat jalan
menanjak akan terjadi tarikan yang kuat oleh sabuk pada bagian driven
pulley. Hal tersebut akan terjadi sebagai akibat perlawanan antara
tahanan jalan dan tegangan sabuk saat putaran mesin dinaikkan, pada alur
pulley tersebut akan terjadi tarikan yang sangat kuat oleh sabuk bagian
driven pulley.
Hal ini terjadi
sebagai akibat perlawanan antara tahanan jalan dan tegangan sabuk saat
putaran mesin dinaikkan. Dengan demikian diameter driven pulley akan
tetap membesar dan drive pulley akan tetap pada diameter kecil meskipun
gaya centrifugal yang diterima roller sangat tinggi pada putaran mesin
dinaikkan dengan demikian pada kondisi posisi CVT akan dipaksa pada
rasio terbesar agar memperoleh perbandingan putaran yang ringan dan
torsi sangat besar.